Minggu, 23 Maret 2014

Pengalaman Pribadi yang Berkaitan Dengan Teori Vygotsky

Kelompok 6:
13113raf.blogspot.com
13037rw.blogspot.com
13105hcl.blogspot.com
13123flp.blogspot.com

            Pengalaman pribadi saya yang berkaitan dengan teori Vygotsky adalah ketika saya berumur 4 tahun saya dibelikan mama puzzle. Awalnya mama memberikan puzzle bergambarkan buah jeruk utuh. Lalu dengan antusias saya langsung mencoba untuk menyusun potongan-potongan puzzle tersebut. Ketika mama melihat saya mengalami kesulitan dalam menyusun puzzle, mama hanya bertanya” Bagian atas mana sayang?”. Secara tidak langsung mama membantu dalam hal menyusun puzzle tersebut. Dan dengan sedikit bantuan dari mama saya berhasil menyusunnya dengan sempurna.
            Pada keesokan harinya mama memberikan saya sebuah puzzle dengan gambar yang berbeda. Gambar yang mama berikan kali ini sedikit agak susah dari yang mama berikan sebelumnya. Kali ini mama memberikan puzzle dengan gambar kucing. Sama seperti hari sebelumnya, mama memberikan saya terlebih dahulu gambar seekor kucing utuh dan ketika saya mengalami kesulitan mama tidak langsung membantu saya melainkan memberikan pertanyaan. Dan karena telah terbiasa menyusun puzzle akhirnya saya mampu menyusun puzzle dalam berbagai bentuk.
            Contoh lain adalah ketika saya SMA, ada beberapa orang teman saya yang kesulitan dalam mengerjakan soal matematika. Saya disuruh oleh guru untuk menjelaskannya lagi kepada mereka. Setelah saya jelaskan akhirnya mereka mampu mengerjakan soal tersebut dengan benar.
            Sesuai dengan pengalaman saya diatas berarti cara mama untuk memandu saya menyusun puzzle merupakan teori Vygotsky “ Zone of Proximal Development”.
Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual development dan potensial development, dimana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri. Batas atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur. Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan anak.
http://baltyra.com/wp-content/uploads/2010/03/writing.jpgKetika saya umur 5 tahun mama saya mengajarkan saya cara menulis. Pada awalnya mama mengajarkan saya cara memegang pensil yang benar, lalu mama memberi contoh cara menulis. Saya mencoba, tetapi tidak berhasil. Karena mama melihat saya mengalami kesulitan mama memegang tangan saya dan menuntunnya untuk menulis sesuatu di atas kertas. Kemudian mama kembali menyuruh saya  untuk mencoba menulis seperti cara yang mama ajarkan. Dan karena sudah terbiasa akhirnya saya bisa menulis sendiri.
Pengalaman saya diatas merupakan contoh teori Vygotsky “Scaffolding”.
Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak. Dialog adalah alat yang penting dalam ZPD. Vygotsky memandang anak-anak kaya konsep tetapi tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog, konsep-konsep tersebut dapat dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis, logis dan rasional.
Ketika kecil yang pertama kali memperkenalkan saya dengan Bahasa adalah orangtua dan orang-orang disekitar saya. Awalnya mereka mengajarkan saya berbicara huruf demi huruf, kata demi kata dan seiring dengan berjalannya waktu saya mulai berinteraksi dengan orang-orang. Saya berinteraksi dengan Bahasa yang telah saya pelajari, namun kadang saya berbicara tidak hanya dengan Bahasa, tetapi dengan diri saya sendiri (inner speech). Ini bisa terjadi ketika saya merasakan penyesalan karena telah melakukan kesalahan. Misalnya: “ Kenapa tadi saya melakukan hal itu?”, atau ketika saya senang dan ingin memperoleh sesuatu. Misalnya: “ Saya pasti bisa”, dan sebagainya. Menurut Vygotsky, ketika kita berbicara dengan diri kita sendiri dengan menggunakan Bahasa merupakan cara untuk mengatur perilaku diri kita sendiri.

Selasa, 18 Maret 2014

THE BEST SISTER



THE BEST SISTER
 


Dia adalah saudaraku. Kami beda dua tahun. Secara fisik kami sangat berbeda.Bahkan, wajah kami pun tidak mirip sama sekali. Sampai-sampai banyak orang mengira kami tidak ada hubungan darah. Mulai dari teman-teman dan guru-guru di sekolah. Pokoknya semua orang yang mengenal kami.
          Sebenarnya dia adalah adikku. Namanya Gaul. Sedangkan aku sendiri bernama Geum Jandi. Diantara sekian banyak perbedaan diantara kami, ada juga persamaan yang sangat menonjol. Misalnya,sama-sama suka menonton tv, memasak, membaca dan menyanyi.
          “Kak Jandi, lagi ngapain?”tiba-tiba suara Gaul membuyarkan fikiranku.
          Aku segera menoleh dan tersenyum kepadanya sambil menutup buku yang kubaca barusan.
          “Lagi baca komic”, ujarku singkat.
          Gaul duduk di tempat tidur dan mengambil komic itu.
          “Wah…… ini komic yang baru kakak beli kan? Aku mau pinjam dong….”, pintanya dengan suara manja dan sok manis seperti biasanya.
          “Kayaknya komicku yang semalam belum dibalikin deh”, nada suaraku berubah menjadi sindiran. Soalnya terus terang saja,aku kesal dengan cara Gaul memperlakukan buku-buku yang dipinjamnya dariku.Pasti ada yang hilanglah, lecet, sampul depannya robek, dan seribu macam alasan yang bikin aku geregetan deh.
          “Please…………… aku pinjem yah? Aku janji bakalan aku balikin deh,” rayunya.
          Aku menggeleng kuat-kuat,”Nggak ah,janjimu palsu!” ujarku bermaksud menggodanya.
          Eh, tanpa disangka-sangka, dia langsung berbalik dan beranjak dari tempat tidur sambil menjulurkan lidahnya,” Weekkkkk……………….dasar pelit!”  dan ia pun langsung lari keluar kamar karena takut ku kejar.
*****
          “Jandi, Gaul kemana?” Tanya mama saat makan siang.
          Aku menggeleng,”Nggak tahu.Mungkin ada di kamarnya,,mam!” ujarku seperlunya.
“Panggil sana, ajak dia makan!”
          “Ah… paling-paling dia lagi tidur mam.”
Biarin aja, kalau laper dia juga bakalan turun untuk makan.
          Kamar Gaul memang ada di lantai dua. Aku masih ingat, saat berebut kamar dengannya. Mama dan Papa membuat dua kamar untuk kami masing-masing. Yang satu ada di atas dan yang satu ada di bawah. Aku jelas memilih yang di atas. Alasannya yang pasti, agar aku lebih leluasa untuk mendapatkan suasana yang tenang untuk belajar.
          Tapi, Gaul merengek ingin kamar yang di atas, katanya supaya bisa tidur nyenyak, nyetel radio keras-keras, dan bisa  curi-curi pandang ke arah tetangga kami yang lumayan ganteng.
          Duh………… bener-bener alasan yang nggak masuk akal bangat deh!
          Dan tentu saja ini sangat mengesalkan. Bukannya mendapatkan ketenangan Gaul justru membuat ribut dengan menyetel radio  keras-keras dengan volume habis yang alamak………………. bikin kuping hampir tuli!
Belum lagi kalau ia mengajak teman-temannya ya ampun…..!
Suara jeritannya mengalahkan orang  histeris nonton film horror.
          Yang bikin aku tambah pusiing, kamar Gaul tepat di atas kamarku. Bayangkan betapa stresnya aku!
*****
          “Kok aku nggak dibangunin?”tanyanya padaku dengan nada agak kesal sambil menguap.Kelihatan sekali ia baru bangun dari tidur panjangnya bak putri tidur yang kemalaman. Karena saat ini hari memang sudah agak gelap. Kesimpulannya, dia tidur dari siang hingga menjelang malam.
          Aku menutup buku sejarah yang sedang ku baca. Karena bicara dengan Gaul harus dengan penuh perhatian.Kalau tidak, dia akan terus mencolek lenganku agar pandanganku kepadanya.
          “Kenapa aku tidak dibabngunin?” tanyanya lagi.
          Karena kamu tidurnya kayak kebo, jawabku dengan muka tanpa dosa.              
          Gaul langsung pasang tampang cemberut.
“Enak aja”. Bukannya Kak Jandi ya yang tidurnya kayak vampire yang tidur dalam peti. Meskipun ada gajah ambruk,Kak Jandi pasti nggak bangun,kan?
          Yeee………… dia balasku lagi, pikirku rada bête.
          “Mama juga ikut-ikutan nggak bangunin aku lagi, dan sekarang juga nggak ada.Memang mama kemana?”
          “Ini kan hari minggu mama arisan.”
“Tadinya, mama mau bangunin kamu, tapi aku nggak bolehin”.
Tuh kan bener dugaanku!
Karena kesel Gaul langsung mengacak-acak rambutku dengan gemes.
“Ihhhhhh……… nyebelin!”
“Namun aku tau,ia melakukan ini hanya becanda”. Tiba-tiba ia mengoceh lagi.
“Ke mall yuk!” ajaknya tiba-tiba.
Hah? Ke mall?
‘Nggak ah…… besok aku ada ulangan sejarah”.
“Yaaahhhh……….payah!” Gaul langsung manyun.
“Ayolah bentar aja”……………… rayunya.
          Dan beberapa saat kemudian.
TIIIIDDDDAAAKKKKKKKKKKKKKKKKK!
kenapa aku jadi rapi dan bersiap untuk pergi begini?????
Sesaat kemudian kami langsung mengelilingi mall sambil gandengan dan ketawa bersama, layaknya orang yang baru bebas dari pingitan orang tuanya.
Upppsss…………… kami lupa menitipkan kunci kepada tetangga, karena mama belum pulang arisan saat kami pergi.
“Baju ini cocok untuk kakak”, ujar Gaul sambil menempelkan ke badanku seolah ingin mencocokkannya.
“Aku nggak cocok pakai warna pink”. Warnanya terlalu menyala.
“Apanya yang terlalu menyala kakak jadi tambah manis pakai baju warna pink.”
Sudah ku duga ia langsung membelinya dan dugaanku satu lagi benar, kami dimarahi mama. Setelah mendapat ceramah dari mama dan papa kami langsung menuju kamar masing-masing.
Aku juga belum mengulang membaca buku pelajaran untuk ulangan besok. Dalam hati aku menyalahkan Gaul.
*****
          “Kak Jandi!”
          Terdengar suara sumbang dari belakang,dan ternyata itu Gaul.
          “Apa?” tanyaku galak “Aku mau……………”
          “Mau apa?” aku kembali bertanya dengan galak.
          Gaul tidak jadi bicara dan keluar dari kamarku sambil membanting pintu. Karena jengkel melihat pintuku dibanting aku langsung teriak” gara-gara kamu aku jadi nggak bisa jawab ujian sejarah kemarin. Semua tanggalnya ketuker. Kamu tau kan pelajaran sejarah itu susah. Aku jadi nyesel kenapa ikut kamu.
          “Aku juga sebel,kamu kalo minjam komic pasti nggak pernah baik dalam keadaan semula. Ada yang ilanglah, robek lah!” lanjut dengan suara yang makin meninggi.”
          Yah aku terlalu marah kepadanya seolah mengeluarkan semua uneg-uneg dalam hatiku untuknya.
          Aku menangis dalam kamarku. Aku juga nggak tahu kenapa aku jadi begini.
          Tok… tok……… terdengar ketukan di pintu kamarku.
          “Siapa?” tanyaku dengan galak.
          “Jandi, ini mama.”
          Mendengar itu aku langsung membuka pintu setelah sebelumnya mengusap air mataku.
          Mama hanya tersenyum dan membelai rambutku.
          “Mama tahu kamu kesel banget sama Gaul. Tapi, kamu harus maklum…… dia kan adikmu.
Kamu tetap harus sayang sama dia. Sebenarnya tadi dia mau kasih ini sama kamu, mama mengulurkan secarik kertas kepadaku.
          Aku langsung membacanya dan ternyata itu tanda bukti pendaftaran untuk mengikuti ajang pencarian bakat. Kenapa Gaul bisa tahu kalau aku menginginkannya?
          “Gaul tahu karena dia pernah membacanya dibuku harianmu. Dan dia punya inisiatif buat kirim formulir atas nama kamu.”
          Perlahan butir-butir air mata kembali membasahi pipiku dan berubah menjadi air mata penyesalan dan haru, saat mengingat bagaimana kebaikan Gaul selama ini.
          Meski kadang dia menyebalkan, tapi sebenarnya dia sangat perhatian dan menjadi teman curhat terbaikku.
          Dan satu hal yang sepertinya aku lupakan selama ini……………
Dia benar-benar THE BEST SISTER.



THE END


Selasa, 11 Maret 2014

Psikologi Pendidikan dan Teknologi


Teknologi dan Pendidikan
Teknologi kini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia saat ini, khususnya di bidang pendidikan. Bisa dilihat dari penggunaan komputer-komputer di sekolah dan pengaksesan internet dalam menyelesaikan tugas sekolah. Pada intinya, sesuai dengan fungsi teknologi itu sendiri, teknologi sangat membantu untuk mempermudah proses pendidikan.
Revolusi Teknologi
Revolusi Teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi dimana kita kini hidup. Orang-orang menggunakan komputer, bolpoin, surat, dan telepon untuk berkomunikasi. Masyarakat informasi baru masih mengandalkan beberapa keahlian nonteknologi misalnya, seperti: keterampilan berkomunikasi, kemampuan memecahkan masalah, berfikir mendalam, berfikir kreatif, dan positif. Akan tetapi, di dunia yang sekarang berorientasi teknologi, kompetensi orang semakin ditentang dan diperluas dengan cepat (Bitter & Pierson,2002; Collis 7 Sakamoto, 1996; Nickerson, 2000).
Internet
Internet adalah inti dari komunikasi melalui komputer. Sistem internet berisi ribuan jaringan komputer yang terhubung diseluruh dunia. World Wide Web adalah sistem penganbilan informasi hypermedia ynag menghubungkan berbagai materi internet. Web memberi struktur yang dibutuhkan internet.Webside adalah lokasi individu di internet. Weside menampilkan informasi yang dimasukkan oleh individu atau organisasi.Email adalah singkatan dari electronik mail dan merupakan bagian penting lain dari internet. Pesan dapat dikirin dan diterima individu atau dari banyak individu sekaligus.
internet dapat membantu anak belajar dengan baik akan tetapi internet juga memiliki kelemahan.misalnya ketika anak tersebut sudah mengerti menggunakn internet dia malah menggunakan kesempatan itu untuk hal yang negatif seperti membuka situs pornografi.
Technology & Education
Berikut ini beberapa cara efektif untuk menggunakan internet di dalam kelas:
·        Untuk membantu menavigasi dan menginterpretasikan pengetahuan
·        Mendorong belajar bersama
·        Menggunakan e-mail
·        Untuk meningkatkan pengetahuan dan penglaman guru

Teknologi dan Diversitas Sosiokultural
terkadang teknologi sering membawa isu sosial.penggunaan teknologi disekolah terutama komputer akan memperlebar jurang perbedaan antara si miskin dan sikaya atau pria dan wanita.
sekolah yang memiliki lebih banyak murid minoritas bependapatan canderung rendah menggunakan komputer untuk latihan menulis dan berhitung.
sebaliknya sekolah yang memiliki murid yang berkulit putih dan menengah keatas mrnggunakan komputer untuk aktivitas pembelajaran yang lebih aktif dan konstruktif.
berikuti ini beberapa rekomendasi untuk mencegah atau mengurangi kesenjangan dalam akses dan penggunaan komputer.
-saring materi teknologi untuk menghilangkan bias gender,kultural dan etnis.
-gunakan teknologi sebagai alat untuk menyediakan kesempatan pembelajaran yang aktif dan konstruktif untuk semua murid dari semua latar belakang gender,etnis dan kultural,
-beri murid informasi tentang pakar dari latar belakang gender dan etnis yang berbeda yang menggunakan teknologi secara efektif didalam kehidupan dan karier mereka,
-bicaralah dengan orang tua tentang pemberian aktivitas belajar berbasis komputer dirumah.
Standar Untuk Murid yang “Melek Teknologi”
International Society for Technology in Education telah menyusun standar teknologi di masa pra-taman kanak-kanak sampai grade dua, grade 3 sampai 5, grade 6 sampai 8, dan grade 9 sampai 12. Standar ini bervariasi mulai dari pengangkat input dan output (seperti mouse dan printer) saat murid sudah selesai grade dua hingga murid mampu menggunakan sumber daya informasi online secara efektif untuk memenuhi kebutuhan riset, komunikasi dan produktivitas pada akhir grade 12.
Masa Depan Komputer di Mana-mana
Ubiquitous Computing
Ubiquitous computing menekankan pada distribusi komputer ke lingkungan, ketimbang ke personal. Dalam lingkungan ini, teknologi akan menjadi latar belakang (Weiser, 2001). Ringkasnya, ubiquitous computing akan berupa dunia pasca-PC. Perangkat teknologi umum- seperti telepon dan perangkat elektronik lainnya-akan terkoneksi dengan internet dan pengguna mungkin tidak menyadari perangkat mana di lingkungannya yang terkoneksi. Perangkat computer baru yang kecil, portabel, mobile, dan murah, diperkirakan akan mengganti computer desktop. Ubiquitous computing menekankan pada distribusi computer dalam computer.
Sebagai mahasiswa yang sedang mengenyam kegiatan pendidikan, khususnya psikologi pendidikan, ubiquitous computing ini sangat membantu karena untuk mengakses informasi sudah menjadi lebih mudah. Misalnya, hanya berbekal fasilitas notebook dan modem atau wi-fi, mahasiswa sudah dapat mengakses informasi untuk kepentingan tugas, mengirim tugas melalui email, dan mengadakan diskusi online. Contoh lainnya adalah smartphone yang juga mempermudah proses pendidikan. Hanya dengan menggunakan aplikasi browser kita sudah dapat men-download file-file yang mungkin diperlukan dalam proses atau kegiatan pendidikan kita.