Jumat, 20 Juni 2014

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL


Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Keragaman ini diakui atau tidak akan dapat menimbulkan berbagai persoalan, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, kemiskinan, kekerasan, perusakan lingkungan, separatisme, dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk menghormati hak-hak orang lain, merupakan bentuk nyata sebagai bagian dari multikulturalisme tersebut. Berkaitan dengan hal ini, pendidikan multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada siswa seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, gender, kemampuan, umur, dll. Karena itulah yang terpenting dalam pendidikan multikultural adalah seorang guru atau dosen tidak hanya dituntut untuk menguasai dan mampu secara profesional mengajarkan mata pelajaran atau mata kuliah yang diajarkan. Lebih dari itu, seorang pendidik juga harus mampu menanamkan nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural seperti demokrasi, humanisme, dan pluralisme atau menanamkan nilai-nilai keberagamaan yang inklusif pada siswa. Pada gilirannya, out-put yang dihasilkan dari sekolah/universitas tidak hanya cakap sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai keberagamaan dalam memahami dan menghargai keberadaan para pemeluk agama dan kepercayaan lain.
Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi beragam perspektif dari berbagai kelompok kultural. Tujuan penting dari pendidikan multikultural adalah pemerataan kesempatan bagi semua murid. Pendidikan multikultural ini mencakup isu-isu yang berkaitan dengan status sosioekonomi, etnisitas, dan gender.
Memberdayakan Murid
Pemberdayaan(empowerment) berarti memberi orang kemampuan intelektual dan keterampilan memecahkan masalah agar berhasil dan menciptakan dunia yang lebih adil.

PENGALAMAN YANG DIANALISIS SESUAI TEORI

·         KasusI
Ketika SMA guru sering membuat kerja kelompok. Dalam satu kelompok kadang beranggotakan 8 orang. Sebagian besar anggota merasa lepas tanggungjawab karena mereka beranggapan bahwa sudah ada orang  yang bias mengerjakannya. Biasanya mereka yang tidak mengerjakan tugas malah asik membahas yang tidak ada hubungannya dengan apa yang sedang disuruh. Tapi mereka tetap menginginkan nilai yang sama dengan orang-orang yang mengerjakan.
·         Teori
Uninvolved Bystanders adalah keadaan dimana orang yang saat diposisikan dalam suatu grup yang tidak terstruktur maka akan mengalami diffusion of responsibility, yaitu perasaan berkurangnya rasa tanggungjawabnya untuk melakukan hal yang benar dikarenakan terpengaruh oleh anggota grup lain yang tidak melakukan apa-apa. Namun para psikolog social tidak melihat hal ini sebagai kualitas individu yang tidak baik, melainkan sebagai suatu fenomena psikologi yang umum. Latanedan Darley (1970) beranggapan bahwa berada disuatu tempat bersama orang lain mempengaruhi persepsi kita terhadap suatu masalah dan rasa tanggungjawab kita untuk menolong.  Saat kita menyaksikan suatu kejadian, kita memperhatikan terlebih dahulu apakah orang disekitar kita merasa bahwa hal itu adalah sebuah masalah. Jika tidak ada yang berusaha untuk memberikan pertolongan, maka rasa tanggungjawab kita untuk menolong akan berkurang.
·         Analisiskasusdenganteori
Pada kasus ini teman-teman yang tidak aktif dalam kelompok dapat disebut dengan diffusion of responsibility, karena mereka merasa lepas tanggungjawab karena beranggapan bahwa sudah ada orang yang bias mengerjakannya. Biasanya jika ada masalah dalam kelompok orang yang termasuk dalam diffusion of responsibility ini akan hanya memperhatikan terlebih dahulu. 

·         Kasus II
Sewaktu SMA saya memiliki sahabat sebut saja namanya Riza. Dia terkenal orang yang pintar di sekolah dan banyak dikenal oleh guru-guru. Kami memiliki beberapa kesamaan seperti menyukai pelajaran matematika, main badminton, nonton drama korea, dll. Kami juga sering belajar bersama jika ada waktu luang. Mungkin karena adanya kesamaan dan intensitas pertemuan yang lumayan sering saya merasa nyaman jika disampingnya begitu juga dengannya. Hingga pada suatu hari dia menyatakan cinta, tapi di saat itu juga mulai timbul rasa nano-nano (senang, malu, canggung) jika bertemu dengannya. Tapi karena komitmen, saya lebih memilih focus belajar dan mengenyampingkan rasa tersebut.
·         Teori
Apakah anda sedang jatuh cinta? Atau anda pernah mengalami yang namanya jatuh cinta?.Hubungan pertemanan dan cinta adalah dua fenomena sosial yang sangat kuat yang dekat dengan hidup manusia. Karena itulah hubungan pertemanan dan cinta telah menjadi salah satu topic penting yang sering dibahas para psikolog sosial.
Berdasarkan  teori dari Characterisric of the other person in Interpersonal Attraction, menunjukkan adanya faktor –faktor  yang mempengaruhi kedekatan antara satu dengan yang  lain, yang biasanya disebabkan oleh beberapa kesamaan antara lain; similiar and complementary characteristic yang menyatakan bahwa Umumnya, kemiripan adalah daya tarik yang sangat penting. Kita akan cenderung sangat tertarik  pada orang yang memiliki kesamaan dengan kita baik hobi, sikap maupun minat dan Kesamaan sangat penting dalam daya tarik. Kita cenderung paling tertarik pada orang-orang yang memiliki nilai-nilai yang sama, kepentingan, dan sikap yang dapat sejalan dalam masalah komunikasi dan kehidupan kita.
Namun, hal-hal yang berlawanan dengan diri seseorang juga bias menjadi hal yang menarik bagi sebagian orang. Kadang-kadang daya tarik orang-orang seperti kita adalah murni erotis.Tetapi hal yang berlawanan juga menarik ketika itu mampu melengkapi karakteristik yang berlawanan dengan orang lain, atau "cocok" dengan kita. Mungkin menyukai pendengar yang baik yang bias bergaul dengan orang-orang yang banyak bicara dibandingkan dengan mereka yang sama-sama pendiam. Mungkin memiliki pasangan yang outgoing di pertemuan social membuat segalanya lebih mudah dan lebih menyenangkan! Sama, orang yang dominan mungkin lebih memilih orang yang penurut, dan orang yang suka "mengurus" orang lain mungkin lebih suka seseorang yang lokes harus diurus.
Ketika ada seseorang yang menyukai kita namun karakteristiknya berlawanan dengandirikita, maka kondisi ini juga dapat menimbulkan daya tarik. Akan menyenangkan bila kita disukai oleh seseorang yang  justru berbeda dengan kita.Tetapi yang perlu diingat bahwa karakteristik yang berlawanan bias menjadi tidak menarik dalam hubungan pribadi.Contohnya, orang yang religious tidak akan tertarik pada orang-orang yang menghina agamanya.
Kompentensidan “Ideal Self” Kita
Kita akan cenderung lebih tertarik pada orang yang ahli/ berkompeten daripada orang yang tidak berkompeten. Kemampuan intelegensi, kekuatan, kemampuan sosial, pendidikan, dan lain-lain, umumnya dianggap sebagai suatu daya tarik.Tetapi orang yang terlihat terlalu kompeten/ ahli akan kehilangan daya tariknya, karena kita merasa tidak nyaman bila dibandingkan dengannya. Elliot Aronson dan rekannya melakukan percobaan yang menunjukkan bahwa yang terbaik untuk menjadi sedikit sempurna. Peserta mendengarkan salah satu dari empat kaset dari orang-orang yang mencoba untuk menjadi anggota tim kuis dari universitasmereka . Dua orang mendapat lebih dari 90 % yang benar pada pertanyaan-pertanyaan sulit yang digambarkan sebagai siswa kehormatan , atlet , dan orang-orang yang aktif dalam kegiatan siswa . dua lainnya menjawab 30 % dari questions correctly dan digambarkan sebagai rata-rata. Pada akhir rekaman itu, salah satu siswa yang unggul dan salah satu siswa rata-rata melakukan kesalahan – masing-masing menumpahkan secangkir kopi pada dirinya sendiri . Salah satu dari kelompok ini menurut anda mana peserta yang dinilai sebagai yang paling menarik ?Mahasiswa unggul yang melakukan blunder itu dinilai sebagai yang paling menarik dari semua
Kita umumnya cenderung tertarik pada orang yang memiliki kualitas yang baik dan sama . Bahwa kita idealnya ingin memiliki-orang yang mirip dengan"diri ideal”kita. Di sisi lain, kita cenderung menyukai orang-orang yang tidak terlalu sempurna karena kita cenderung tidak seperti orang-orang yang dekat dengan diri ideal kita.
·         Analisis kasus dengan steori
Karena kami memiliki beberapa kesamaan dan menimbulkan rasa nyaman ini berarti membuktikan teori Characterisric of the other person in Interpersonal Attraction, menunjukkan adanya faktor –factor  yang mempengaruhi kedekatan antara satu dengan yang  lain, yang biasanya disebabkan oleh beberapa kesamaan antara lain; similiar and complementary characteristic yang menyatakan bahwa Umumnya, kemiripan adalah daya tarik yang sangat penting. Seperti yang sudah dijelaskan kita akan cenderung sangat tertarik pada orang yang memiliki kesamaan dengan kita baik shobi, sikap maupun minat. Dan Kesamaan sangat penting dalam daya tarik. Namun tidak menutup kemungkinan ketika ada seseorang yang menyukai kita namun karakteristiknya berlawanan dengan diri kita, maka kondisi ini juga dapat menimbulkan daya tarik.
      Kita juga akan cenderung lebih tertarik pada orang yang ahli/ berkompeten daripada orang yang tidak berkompeten. Umumnya kemampuan intelegensi, kekuatan, kemampuan sosial, pendidikan, dan-lain-lain, dianggap sebagai suatu daya tarik.





Selasa, 17 Juni 2014

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS



Pengertian
Menurut Mangunsong, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus adalah "Anak yang membutuhkan pendidikan atau layanan khusus untuk mengoptimalkan potensi kemanusiaannya secara utuh akibat adanya perbedaan kondisi dengan kebanyakan anak lainnya."
Istilah-istilah yang banyak digunakan dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus adalah
Disability: kekurangan/kehilangan fungsi organ/bagian tubuh tertentu (impairment)
Handicap: dampak dari disability yang dialami oleh individu ketika berinteraksi denagn lingkungan
At risk: tidak memiliki kerusakan namun berpeluang mengalami hambatan atau masalah tertentu bila tidak ditangani.
Sekolah: 
A)    Segregasi
Segregasi adalah sekolah dimana anak anak berkebutuhan khusus disekolahkan pada satu tempat yang sama misalnya SLB.
Kelemahan: fokus pada yang tidak dapat dilakukan anak sehingga dapat berpengaruh pada self concept anak. Selain itu anak menjadi cenderung terisolasi  sehingga kehilangan kesempatan untuk berinteraksi.
B)    Integrasi
Pada sekolah integrasi, anak anak diberi kesempatan berinteraksi dengan anak-anak normal di sekolah reguler, namun hanya pada acara-acara tertentu atau saat kelas tertentu saja.
C)    Inklusi
Staub dan Peck berpendapat bahwa inklusi adalah penempatan anak berkelainan tingkat ringan,sedang,berat secara penuh di kelas reguler.

Bentuk PALB:
a.)  SLB (PP RI No. 27 Tahun 1991)
-TKLB
-SDLB
-SLTPLB
-SMLB
b.) Sekolah Inklusi (UU Sisdiknas 2003)

Jenis PALB:
ü  SLB A : untuk tuna netra. Diperlukan keterangan dari dokter mata dan berusia 3-7 tahun. Sebaiknya berusia dibawah 14 tahun.
ü  SLB B : untuk tuna rungu. Diperlukan keterangan dari dokter THT dan berusia 5-11 tahun.
ü  SLB C : untuk tuna grahita (mental retarded). Diperlukan keterangan dari psikolog mengenai catatan IQ dll.
ü  SLB D : untuk tuna daksa. Diperlukan keterangan dari dokter orthopedik dan psikolog,bila IQ anak dibawah rata-rata.
ü  SLB E : untuk tuna laras. Anak yangmemiliki kesulitan menyesuaikan diri atau pernah melakukan kejahatan antara usia 6-18 tahun.
ü  SLB G : untuk tuna ganda.

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar, hanya saja masalah tersebut ada yang ringan dan tidak memerlukan perhatian khusus dari orang lain karena dapat diatasi sendiri oleh anak yang bersangkutan dan ada juga yang problem belajarnya cukup berat sehingga perlu mendapatkan perhatian dan bantuan dari orang lain. Anak luar biasa atau disebut sebagai anak berkebutuhan khusus memang tidak selalu mengalami problem dalam belajar. Namun, ketika mereka diinteraksikan bersama-sama dengan anak- anak sebaya lainnya dalam sistem pendidikan regular, ada hal-hal tertentu yang harus mendapatkan perhatian khusus dari guru dan sekolah untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.
            Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan/ penyimpangan (fisik, mental-intelektual, sosial, dan emosional) dalam proses pertumbuhkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

Beberapa jenis dan karakteristik anak berkebutuhan khusus :
·           Tunagrahita (Mental retardation)
Adapun cara mengidentifikasi seorang anak termasuk tunagrahita yaitu melalui beberapa indikasi sebagai berikut :
1. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar.
2. Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia.
3. Perkembangan bicara/bahasa terlambat.
4. Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong).
5. Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali).
6. Sering keluar ludah (cairan) dari mulut.

·           Tunalaras (Emotional or behavioral disorder)
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
Anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku juga bisa diidentifikasi melalui indikasi berikut:
1. Bersikap membangkang.
2. Mudah terangsang emosinya.
3. Sering melakukan tindakan aggresif.
4. Sering bertindak melanggar norma sosial / norma susila / hukum.

·           Tunarungu Wicara (Communication disorder and deafness)
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Berikut identifikasi anak yang mengalami gangguan pendengaran :
1. Tidak mampu mendengar.
2. Terlambat perkembangan bahasa.
3. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi.
4. Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara.
5. Ucapan kata tidak jelas.
6. Kualitas suara aneh/monoton.
7. Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar.
8. Banyak perhatian terhadap getaran.
9. Keluar nanah dari kedua telinga.
10. Terdapat kelainan organ dalam telinga.
Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.

·           Tunanetra (Partially seing and legally blind)
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low vision. Berikut identifikasi anak yang mengalami gangguan penglihatan :
1. Tidak mampu melihat.
2. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter.
3. Kerusakan nyata pada kedua bola mata.
4. Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan.
5. Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya.
6. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering.
7. Mata bergoyang terus

·         Tunadaksa (Physical disability)
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
Berikut identifikasi anak yang mengalami kelainan anggota tubuh tubuh/gerak tubuh :
1. Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh.
2. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur / tidak terkendali).
3. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap / tidak sempurna / lebih kecil dari biasa.
4. Terdapat cacat pada alat gerak.
5. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam.
6. Kesulitan pada saat berdiri / berjalan / duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal.
7. Hiperaktif /tidak dapat tenang.

·         Tunaganda (Multiple handicapped)
Menurut Johnston & Magrab, tunaganda adalah mereka yang mempunyai kelainan perkembangan mencakup kelompok yang mempunyai hambatan-hambatan perkembangan neurologis yang disebabkan oleh satu atau dua kombinasi kelainan dalam kemampuan seperti intelegensi, gerak, bahasa, atau hubungan pribadi di masyarakat.
Walker (1975) berpendapat mengenai tunaganda sebagai berikut:
1. Seseorang dengan dua hambatan yang masing-masing memerlukan layanan-layanan pendidikan khusus.
2. Seseorang dengan hambatan-hambatan ganda yang memerlukan layanan teknologi.
3. Seseorang dengan hambatan-hambatan yang memerlukan modifikasi khusus.

Kesulitan Belajar (Learning disabilities)
Anak dengan kesulitan belajar adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat memengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia, danafasia perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.
Berikut adalah karakteristik anak yang mengalami kesulitan belajar dalam membaca, menulis, dan berhitung :
a.       Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)
o   Perkembangan kemampuan membaca terlambat.
o    Kemampuan memahami isi bacaan rendah.
o    Kalau membaca sering banyak kesalahan.
b.      Anak yang mengalami kesulitan menulis (disgrafia)
o   Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai.
o   Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya.
o   Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca.
o   Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang.
o    Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris.

c.       Anak yang mengalami kesulitan berhitung (diskalkula)
o   Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, >, <, =
o    Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan.
o   Sering salah mengurutkan bilangan
o   Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya.
o   Sulit membedakan bangun-bangun geometri.

Anak Berbakat (Gifted and special talents)
Menurut Milgram, R.M (1991:10), anak berbakat adalah mereka yang mempunyai skor IQ 140 atau lebih diukur dengan instrument Stanford Binet (Terman, 1925), mempunyai kreativitas tinggi, kemampuan memimpin dan kemampuan dalam seni drama, seni tari dan seni rupa
Anak berbakat mempunyai empat kategori sebagai berikut :
1. Mempunyai kemampuan intelektual atau intelegensi yang menyeluruh, mengacu pada kemampuan berpikir secara abstrak dan mampu memecahkan masalah secara sistematis dan masuk akal.
2. Kemampuan intelektual khusus, mengacu pada kemampuan yang berbeda dalam matematika, bahasa asing, musik, atau ilmu pengetahuan alam.
3. Berpikir kreatif atau berpikir murni menyeluruh. Pada umumnya mampu berpikir untuk menyelesaikan masalah yang tidak umum dan memerlukan pemikiran tinggi.
4. Mempunyai bakat kreatif khusus, bersifat orisinil dan berbeda dengan yang lain.