Selasa, 11 Maret 2014

Pendekatan Behavioral dan Kognitif Sosial

Pendekatan Behavioral dan Kognitif Sosial
Pengertian Belajar
Belajar adalah pengaruh yang relative permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berfikir yang diperoleh melalui pengalaman.
Pendekatan Untuk Pembelajaran
Pendekatan yang didiskusikan dalam bagian pertama bab ini dinamakan behavioral. Behaviorisme adalah pandangan perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diobservasi secara lalngsung, bukan melalui proses mental. Pengondisian klasik dan operan adalah pandangan behavioral yang menekankan pada pembelajaran asosiatif. Psikologi semakin ke arah kognitif selama dekade terakhir abad ke-20 dan menekankan pada kognitif masih berlanjut sampai sekarang. Ini tercermin dalam empat pendekatan kognitif untuk pembelajaran yaitu:
·         Pendekatan kognitif social yang menekankan bagaimana factor perilaku, lingkungan dan orang(kognitif) saling berinteraksi memenuhi proses pembelajaran.
·         Pendekatan kedua, pemprosesan informasi, menitikberatkan pada bagaimana anak memproses informasi melalui pehatian, ingatan, pemikiran, dan proses kognitif lainnya.
·         Pendekatan ketiga, konstruktivitas kognitif, menekankan konstruksi kognitif terhadap pengetahuan dan pengalaman.
·         Pendekatan keempat, konstriktivitas social, focus pada kolaborasi dengan orang lain untuk menghasilkan pengetahuan dan pemahaman.
Pendekatan Behavioral dan Pembelajaran
Pengondisian Klasik
Pengondisian klasik adalah tie pembelajaran dimana suatu organisme belahjar untuk menaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Teori pengondisia klasik merupakan teori yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov melalui eksperimennya terhadap seekor anjing, dimana alat perangsang yang asli dan netral dipasang dengan stimuli bersyarat secara berulang-ulang sehingga muncul reaksi yang diinginkan. Daari penjelasan tersebut, terdapat beberapa tahap eksperimen Antara lain:
·         Dimana anjing, bila diberikan makanan (ICS) maka secara otomatis anjing akan mengeluarkan air liur.
·         Jika sebuah bel dibunyikan, maka ia tidak merespon.
·         Sehingga dalam eksperimen ini anjung diberikan sebuah makanan setelah diberikan bunyi bel terlebih dahulu. Maka anjing akan mengeluarakan air liur akibat dari pemberian makanan.
·         Setelah diberikan secara berulang-ulang, maka ketika anjing mendengar bunyi bel tanpa pemberian makanan , secara otomatis anjing berliur.
Generalisasi, Diskriminasi, dan Pelenyapan
Pengondisian klasik juga melibatkan generalisasi, diskriminasi, dan pelenyapan. Generalisasi adalah kecendrungan dari suatimulus baru yang sama dengan stimulus terkondisikan orisinal untuk menghasilkan respon yang sama. Diskriminasi terjadi ketika organisme merespon pada stimuli tertentu tetapi tidak pada stimuli lainnya. Sedangkan pelenyapan ( extinction) adalah pelemahan CR karena tidak ada US.
Desensititas Sistematis
Desensititas Sistematis (systematic desensitization) adalah sebuah metode yang didasarakn pada pengondisian klasik ynag dimaksud untuk mengurangi kecemasan dengan cara membuat individu mengasosiasikan relaksasi dengan visualisasi situasi yang menimbulkan kecemasan. Misalnya, orang yang takut ketinggian. Pertama-tama dia(orang yang takut ketinggian) dibawa ke ketinggian yang level satu terlebih dahulu baru ke level dua dan seterusnya. Sampai pada titik ketakutannya hilang.
Pengondisian Operan
Pengondisian Operan atau sering disebut dengan pengondisian instrumental adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulang.
Hukum Efek Thorndike
Pada saat yang hampir bersamaan dengan dilakukannya sebuah eksperimen pengondisian klasik anjing oleh Ivan Pavlov, Edward Lee Thorndike (1906) sedang mempelajari kucing dalam kotak. Thorndike menempatkan kucing yang lapar dalam kotak dan meletakkan ikan di luar kotak. Untuk bisa keluar dari dalam kotak, kucing itu harus mengetahui cara embuka palang di dalam kotak tersebut. Pertama-tama kucing melakukan respon yang tidak efektif. Dia mencakardan menggigit palang. Akhirnya, secara tidak sengaja menginjak pijakan yang membuka pintu palang itu. Saat kucing dimasukkan kembali ke kotak, dia melakukan aktivitas acak sampai dia melakukan hal yang sama lagi. Pada percobaan berikutnya, kucing itu semakin sedikit melakukan gerakan acak, sampai akhirnya dia langsung menginjak pijakan itu untuk membuka pintu. Hokum efek (law effect) Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan sebaliknya perilaku yang diikuti dengan hasil negative akan diperlemah.
Pengondisian Operan Skinner
Pengondisian operan, di mana konsekuensi perilaku akan menyebabkan perubahan dalam probabilitas perilkau itu akan terjadi, merupakan inti dari behaviorisme Skinner (1938). Konsekuensi atau hukuman bersifat sementara (kontingen) pada perilaku organisme.
            Penguatan dan hukuman. Penguatan (imbalan) (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Penguatan boleh jadi kompleks. Dalam penguatan positif, frequensi respon meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Sedangkan dalam penguatan negative, frequensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan.
Generalisasi, diskriminasi, dam pelenyapan
Dalam pengondisian klasik, kita telah membahas tentang generalisasi, diakriminasi, dan pelenyapan. Proses ini juga merupakan dimensi pentimngn dari pengondisian operan. Genaralisasi dalam pengondisian operan adalah memberi respon yang sama terhadap stimuli yang sama. Diskriminasi adalah membedakan di antara stimuli atau kejadian lingkungan. Pelenyapan terjadi saat respon penguat sebelumnya tidak lagi diperkuat dan responnya menurun.
Analisis Perilaku Terapan dalam Pengondisian
Meningkatkan perilaku yang diharapkan
Lima strategi pengondisian operan dapat dipakai untuk meningkatkan perilaku anak yang diharapkan:
Memilih penguat yang efektif
Penguat yang seringkali dipakai guru adalah aktivitas. Prinsip Premack, yang dikemukakan oleh David premack, menyatakan bahwa aktivitas berprobabilitas tinggi dapat berfungsi sebagai penguat aktivitas berprobabilitas rendah. Misalnya, guru SD berkata kepada muridny, “ jika kamu mengerjakan tugas menulis, kamu bisa main game di computer”.
Menjadikan penguat kontingen dan tepat waktu
Agar sebuah penguat dapat efektif, guru harus memberikan hanya setelah murid melakukan perilaku tertentu. Misalnya, “ Hisyam, apabila kamu mengerjakan soal Matematika, kamu boleh bermain”.
Memilih jadwal penguat terbaik
Penguatan parsial adalah memperkuat suatu respon hanya pada waktu tertentu. Skinner menyusun konsep jadwal penguat, yang merupakan jadwal penguat parsial ynag menentukan kapan suatu respon akan diperkuat. Misalnya, “Suheri, jika kamu bisa mengerjakan 5 soal Matematika, kamu boleh bermain”.
Mempertimbangkan penggunaan perjanjian(contracting)
Perjanjian (contracting) adalah menempatkan kontingensi penguatan dalam tulisan. Jika muncul problem atau anak tidak bertindak sesuai harapan, guru dapat merujuk anak pada perjanjian yang mereka sepakati.
Menggunakan penguatan negative secara efektif
Menggunakan penguatan negative memiliki sejumlah kekurangan. Kadang-kadang ketika guru menggunakan strategi behavioral ini, anak marah, lari keluar ruangan, atau mengubrak-abrik barang. Hasil negative ini biasa terjadi jka murid tidak memiliki kemampuan atau keahlian untuk melakukan apa-apa yang disuruh oleh gurunya.
Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan
Jika guru ingin mengurangi perilaku yang tidak diharapkan, mereka harus menggunakan empat langkah berikut secara berturut-turut:
Menggunakan penguat diferensial
Menghentikan penguatan (pelenyapan)
Menghilangkan stimuli yang diinginkan
Memberikan stimuli yang tidak disukai (hukuman)
Ada sejumlah problem yang berhubungan dengan penggunaan stimuli yang tidak menyenangkan (Hyman, 1997: Hyman & Snock, 1999):
·         Jika anda menggunakan hukuman berat seperti membentak atau mengomeli dengan keras, maka anda akan menjadi contoh orang yang pemarah dan galak saat menghadapi situasi yang menekan.
·         Hukuman bisa menimbulkan rasa takut, kemarahan, dan penghindar. Keprihatinan Skinner terbesar adalah sebagai berikut: Hukuman mengajarkan kita cara untuk menghindari sesuatu.
·         Ketika murid dihukum, mereka mungkin akan marah dan cemas sehingga tidak bisa berkonsentrasi pada tugas mereka selama beberapa waktu setelah hukuman diberikan.
·         Human akan mengajari murid apa yang boleh dilakukan, bukan apa yang seharusnya dilakukan. Jika anda membuat pertanyaan hukuman seperti “Jangan, itu salah,” jangan lupa beri juga dengan umpan balik seperti “Sebaliknya dilakukan ini saja”.
·         Apa yang dimaksud sebagai hukuman dapat berubah menjadi penguat. Seorang murid mungkin belajar bahwa perilaku bukan hanya akan mendapat perhatian guru, tetapi juga membuatnya disegani diantara teman-teman sekelas.
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran 
Teori Kognitif Sosial Bandura
Teori kognitif social Bandura menyatakan bahwa factor social dan kognitif, dan juga factor perilaku, memainkan peranpenting dalam pembelajaran. Dia menyatakan bahwa ketika murid belajar, maka dapat merepresentasikan atau mentransformasi pengalaman mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan model determinidme rasiprokal yang terdiri dari tiga factor utama: perilaku, person/ kognitif, dan lingkungan. Factor person yang ditekankan Bandura belakangan ini adalah self-efficacy, keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hasil positif.
Pembelajaran Observasional
pembelajaran observasional, juga dinamakan imitasi atau modelling, adalah pembelajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain.
Studi boneka bobo klasik. Dalam percobaan boneka bobo, Bandura mengilustrasikan bagaimana pembelajaran observasional dapat terjadi bahkan dengan menyaksokan seorang model yang tidak diperkuat atau dihukum. Eksperimen tersebut juga menunjukkan perbedaan Antara pembelajaran dan kinerja. Sejak eksperimin awalnya, Bandura menitikberatkan pada proses tertentu yang ada dalam proses pembelajaran observasional. Proses ini antara lain atensi, retensi, produksi, dan motivasi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar