THE BEST
SISTER
|
Dia
adalah saudaraku. Kami beda dua tahun. Secara fisik kami sangat berbeda.Bahkan,
wajah kami pun tidak mirip sama sekali. Sampai-sampai banyak orang mengira kami
tidak ada hubungan darah. Mulai dari teman-teman dan guru-guru di sekolah. Pokoknya
semua orang yang mengenal kami.
Sebenarnya dia adalah adikku. Namanya
Gaul. Sedangkan aku sendiri bernama Geum Jandi. Diantara sekian banyak
perbedaan diantara kami, ada juga persamaan yang sangat menonjol. Misalnya,sama-sama
suka menonton tv, memasak, membaca dan menyanyi.
“Kak
Jandi, lagi ngapain?”tiba-tiba suara Gaul membuyarkan fikiranku.
Aku
segera menoleh dan tersenyum kepadanya sambil menutup buku yang kubaca barusan.
“Lagi
baca komic”, ujarku singkat.
Gaul
duduk di tempat tidur dan mengambil komic itu.
“Wah……
ini komic yang baru kakak beli kan? Aku mau pinjam dong….”, pintanya dengan
suara manja dan sok manis seperti biasanya.
“Kayaknya
komicku yang semalam belum dibalikin deh”, nada suaraku berubah menjadi
sindiran. Soalnya terus terang saja,aku kesal dengan cara Gaul memperlakukan buku-buku
yang dipinjamnya dariku.Pasti ada yang hilanglah, lecet, sampul depannya robek,
dan seribu macam alasan yang bikin aku geregetan deh.
“Please……………
aku pinjem yah? Aku janji bakalan aku balikin deh,” rayunya.
Aku
menggeleng kuat-kuat,”Nggak ah,janjimu palsu!” ujarku bermaksud menggodanya.
Eh,
tanpa disangka-sangka, dia langsung berbalik dan beranjak dari tempat tidur
sambil menjulurkan lidahnya,” Weekkkkk……………….dasar pelit!” dan ia pun langsung lari keluar kamar karena
takut ku kejar.
*****
“Jandi,
Gaul kemana?” Tanya mama saat makan siang.
Aku
menggeleng,”Nggak tahu.Mungkin ada di kamarnya,,mam!” ujarku seperlunya.
“Panggil
sana, ajak dia makan!”
“Ah…
paling-paling dia lagi tidur mam.”
Biarin
aja, kalau laper dia juga bakalan turun untuk makan.
Kamar
Gaul memang ada di lantai dua. Aku masih ingat, saat berebut kamar dengannya. Mama
dan Papa membuat dua kamar untuk kami masing-masing. Yang satu ada di atas dan
yang satu ada di bawah. Aku jelas memilih yang di atas. Alasannya yang pasti, agar
aku lebih leluasa untuk mendapatkan suasana yang tenang untuk belajar.
Tapi,
Gaul merengek ingin kamar yang di atas, katanya supaya bisa tidur nyenyak, nyetel
radio keras-keras, dan bisa curi-curi
pandang ke arah tetangga kami yang lumayan ganteng.
Duh…………
bener-bener alasan yang nggak masuk akal bangat deh!
Dan
tentu saja ini sangat mengesalkan. Bukannya mendapatkan ketenangan Gaul justru
membuat ribut dengan menyetel radio
keras-keras dengan volume habis yang alamak………………. bikin kuping hampir
tuli!
Belum lagi kalau ia mengajak
teman-temannya ya ampun…..!
Suara jeritannya mengalahkan
orang histeris nonton film horror.
Yang
bikin aku tambah pusiing, kamar Gaul tepat di atas kamarku. Bayangkan betapa
stresnya aku!
*****
“Kok
aku nggak dibangunin?”tanyanya padaku dengan nada agak kesal sambil
menguap.Kelihatan sekali ia baru bangun dari tidur panjangnya bak putri tidur
yang kemalaman. Karena saat ini hari memang sudah agak gelap. Kesimpulannya, dia
tidur dari siang hingga menjelang malam.
Aku
menutup buku sejarah yang sedang ku baca. Karena bicara dengan Gaul harus
dengan penuh perhatian.Kalau tidak, dia akan terus mencolek lenganku agar
pandanganku kepadanya.
“Kenapa
aku tidak dibabngunin?” tanyanya lagi.
Karena kamu tidurnya kayak kebo, jawabku
dengan muka tanpa dosa.
Gaul
langsung pasang tampang cemberut.
“Enak aja”. Bukannya Kak Jandi ya
yang tidurnya kayak vampire yang tidur dalam peti. Meskipun ada gajah
ambruk,Kak Jandi pasti nggak bangun,kan?
Yeee…………
dia balasku lagi, pikirku rada bête.
“Mama
juga ikut-ikutan nggak bangunin aku lagi, dan sekarang juga nggak ada.Memang
mama kemana?”
“Ini
kan hari minggu mama arisan.”
“Tadinya,
mama mau bangunin kamu, tapi aku nggak bolehin”.
Tuh kan
bener dugaanku!
Karena
kesel Gaul langsung mengacak-acak rambutku dengan gemes.
“Ihhhhhh………
nyebelin!”
“Namun
aku tau,ia melakukan ini hanya becanda”. Tiba-tiba ia mengoceh lagi.
“Ke mall
yuk!” ajaknya tiba-tiba.
Hah? Ke
mall?
‘Nggak ah……
besok aku ada ulangan sejarah”.
“Yaaahhhh……….payah!”
Gaul langsung manyun.
“Ayolah
bentar aja”……………… rayunya.
Dan beberapa saat kemudian.
Dan beberapa saat kemudian.
TIIIIDDDDAAAKKKKKKKKKKKKKKKKK!
kenapa
aku jadi rapi dan bersiap untuk pergi begini?????
Sesaat
kemudian kami langsung mengelilingi mall sambil gandengan dan ketawa bersama, layaknya
orang yang baru bebas dari pingitan orang tuanya.
Upppsss……………
kami lupa menitipkan kunci kepada tetangga, karena mama belum pulang arisan
saat kami pergi.
“Baju ini
cocok untuk kakak”, ujar Gaul sambil menempelkan ke badanku seolah ingin
mencocokkannya.
“Aku
nggak cocok pakai warna pink”. Warnanya terlalu menyala.
“Apanya
yang terlalu menyala kakak jadi tambah manis pakai baju warna pink.”
Sudah ku
duga ia langsung membelinya dan dugaanku satu lagi benar, kami dimarahi mama. Setelah
mendapat ceramah dari mama dan papa kami langsung menuju kamar masing-masing.
Aku juga
belum mengulang membaca buku pelajaran untuk ulangan besok. Dalam hati aku
menyalahkan Gaul.
*****
“Kak
Jandi!”
Terdengar
suara sumbang dari belakang,dan ternyata itu Gaul.
“Apa?”
tanyaku galak “Aku mau……………”
“Mau
apa?” aku kembali bertanya dengan galak.
Gaul
tidak jadi bicara dan keluar dari kamarku sambil membanting pintu. Karena jengkel
melihat pintuku dibanting aku langsung teriak” gara-gara kamu aku jadi nggak
bisa jawab ujian sejarah kemarin. Semua tanggalnya ketuker. Kamu tau kan pelajaran
sejarah itu susah. Aku jadi nyesel kenapa ikut kamu.
“Aku
juga sebel,kamu kalo minjam komic pasti nggak pernah baik dalam keadaan semula.
Ada yang ilanglah, robek lah!” lanjut dengan suara yang makin meninggi.”
Yah
aku terlalu marah kepadanya seolah mengeluarkan semua uneg-uneg dalam hatiku
untuknya.
Aku menangis dalam kamarku. Aku juga
nggak tahu kenapa aku jadi begini.
Tok…
tok……… terdengar ketukan di pintu kamarku.
“Siapa?”
tanyaku dengan galak.
“Jandi,
ini mama.”
Mendengar
itu aku langsung membuka pintu setelah sebelumnya mengusap air mataku.
Mama
hanya tersenyum dan membelai rambutku.
“Mama
tahu kamu kesel banget sama Gaul. Tapi, kamu harus maklum…… dia kan adikmu.
Kamu tetap harus sayang sama dia.
Sebenarnya tadi dia mau kasih ini sama kamu, mama mengulurkan secarik kertas
kepadaku.
Aku
langsung membacanya dan ternyata itu tanda bukti pendaftaran untuk mengikuti
ajang pencarian bakat. Kenapa Gaul bisa tahu kalau aku menginginkannya?
“Gaul
tahu karena dia pernah membacanya dibuku harianmu. Dan dia punya inisiatif buat
kirim formulir atas nama kamu.”
Perlahan
butir-butir air mata kembali membasahi pipiku dan berubah menjadi air mata
penyesalan dan haru, saat mengingat bagaimana kebaikan Gaul selama ini.
Meski
kadang dia menyebalkan, tapi sebenarnya dia sangat perhatian dan menjadi teman
curhat terbaikku.
Dan
satu hal yang sepertinya aku lupakan selama ini……………
Dia benar-benar THE BEST SISTER.
THE
END
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar